Hasil Panen Sulit Dijual, Petani Modoinding Menjerit

  • Whatsapp

WARTA1.NET – Petani di Kecamatan Modoinding, Minahasa Selatan (Minsel) kesulitan menjual hasil panen mereka, akibat pembatasan aktifitas di luar rumah, untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Kurangnya penadah atau distributor yang datang ke wilayah ini, membuat sejumlah petani terpaksa membiarkan sebagian hasil panen mereka membusuk di area lahan pertanian.

Bacaan Lainnya

“Tak banyak yang bisa kami lakukan, hasil panen tak ada yang beli,” ujar Audy, salah seorang petani sayur Modoinding.

Audy juga mengungkapkan, selain sayur, harga tomat, daun bawang dan wortel juga merosot tajam sejak merebaknya pandemi covid-19.

“Harga tomat sebelumnya Rp.9.000 per kilo turun menjadi Rp.2.500 per kilo. Daun bawang sebelum pandemi dihargai Rp.15.000 per ikat turun menjadi Rp.1.500 per ikat. Sedangkan harga wortel turun hingga Rp. 3.000 per kilo,” bebernya.

Anne petani lainnya juga mengaku kemerosotan harga jual membuat sebagian besar petani di Modoinding mengalami kerugian.

“Hampir semua hasil panen di sini jatuh harga. Kami rugi karna ongkos pemeliharaan tanaman tidak kembali,” pungkas Anne.

Selain daya beli yang lemah, waktu operasional pasar di desa Pinasungkulan kecamatan Modoinding juga dibatasi menjadi dua kali dalam seminggu yakni hari Rabu dan Jumat saja, hal ini membuat petani semakin sulit mamasarkan hasil panen mereka.

“Semoga pandemi covid-19 cepat berakhir agar perekonomian di kecamatan Modoinding kembali stabil sehingga petani tidak merugi lagi,” tutur Anne. (Dewi Laya)

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *