
WARATA1.NET–Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado untuk pertama kalinya memfasilitasi 21 ton kopra dari Tahuna untuk diekspor India. Data pada sistem perkarantinaan, IQFAST mencatat nilai ekonomi ekspor perdana kali ini mencapai Rp. 200 juta.
Komoditas ini berangkat dengan menumpang KM Logistik Nusantara I menuju Surabaya sebelum ke negara tujuan India.
“Satu lagi sentra produk pertanian yang berorientasi ekspor, semoga kedepan makin banyak produk asal batas negeri ini yang bisa bersaing,” kata Kepala Karantina Pertanian Manado Donni Muksyidayan Saragih, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (11/7/2020).
Donni menyebutkan bahwa secara geografis Tahuna sebagai ibu kota Kabupaten Kepulauan Sangihe, merupakan kepulauan yang berjarak 251 kilometer dari Kota Manado dan dapat ditempuh melalui jalur udara selama kurang lebih 50 menit.
Sangihe juga termasuk salah satu pulau terluar Sulawesi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Filipina. Pulau ini banyak menyimpan potensi produk pertanian, khususnya asal sub sektor perkebunan seperti pala, cengkeh dan kelapa.
Kedepan, Donni berencana akan meningkatkan sinergistas baik dengan pemerintah daerah melalui dinas terkait, pelaku usaha dan petani serta pekebun guba mendorong komoditas ini masuk pasar ekspor.
“Dari data kami, semua jenisnya masuk dalam komoditas pertanian unggulan ekspor asal Sulut, artinya pasar ada,” ungkap Donni.
Diketahui, sebelum masuk ke India, kopra Tahuna ini telah melalui rangkaian pemeriksaan oleh pejabat Karantina Pertanian Manado di Wilayah Kerja Tahuna. Sementara produk masih transit di Surabaya maka produk yang telah dinyatakan sehat ini mendapatkan
sertifikat kesehatan tumbuhan antar area (KT 12) untuk diproses selanjutnya di Karantina Pertanian Surabaya.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, menyebutkan saat ini pihaknya tengah menjajaki kerjasama dengan berbagai pihak agar kawasan pertanian yang berorierasi ekspor dapat memiliki sarana transportasi berupa direct shiptment atau direct call.
Hal ini tentunya sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian Dr. Syahrul Yasin Limpo, yang terus berupaya mendorong peningkatan daya saing produk pertanian khususnya di pasar global.
Menurut Jamil, digitalisasi dan integrasi layanan karantina untuk memotong waktu tunggu dipelabuhan, pemeriksaan tindakan karantina digudang pemilik dan deregulasi menjadi bagian untuk meningkatkan daya saing yang dilakukan Barantan.
“Saya berharap, ekspor Kopra dari Tahuna dapat rutin dan menjadi pendorong dibukanya akses ekspor langsung dari Pelabuhan Laut Tahuna,” pungkasnya.
(DL/Red)