warta1.net,MANADO — Seraya merayakan kritik dan saran yang menimbulkan kericuhan di pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) IX DPD II Partai Golkar (PG) Kota Manado yang dipimpin oleh oleh Ketua Harian DPD I Golkar Sulut Jack Arthur Kojongian (JAK) Kamis (27/8/2020) di Lt III Hotel Four Point
Apa yang salah dengan Musda Partai Golkar ini? Tak sekedar sebuah ucapan lirih seorang Ibu Hamil Melisa Mandey selaku ketua pengurus PG Kecamatan Wanea dan seorang pria parubayah bernama Risal Sasambe selaku Ketua PG Kecamatan Bunaken Darat.
Keduanya merasakan bentuk kekecewaan melalui sebuah tangisan dan diangkat seperti binatang, yang langsung menghujam getasnya persoalan di Musda IX DPD II Golkar tersebut.
Saya jadi ingat adagium Abraham Lincoln: Sebuah negara yang sukses apabila pemerintahan tunduk pada semangat dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Namun sebagaimana kritik Aristoteles (348-322 SM), jika pemerintahan hanya milik segerombolan orang, maka demokrasi menjadi sebuah sistem yang bobrok.
Mengutip Plato (472-347 SM) dalam “The Republic”: Apabila, orang-orang akan mengejar kemerdekaan dan kebebasan tidak terbatas, akibatnya bencana bagi negara dan warganya. Apabila setiap orang ingin mengatur diri sendiri dan berbuat sesuka hati maka yang akan terjadi, kekerasan, ketidaktertiban atau kekacauan, tidak bermoral, dan ketidaksopanan.
Kericuhan pun terjadi sesama kader Partai Golkar, padahal keduanya pemilik adalah hak suara, dengan memegang mandat prodak dari DPD II PG Manado.
Risal Sasambe mengaku tidak menerima pemberitahuan dan tidak mendapat undangan dalam Musda hari ini. Harusnya
ada penjelasan kenapa kami tidak ada undangan, dan tidak ada pemberitahuna secara resmi,
Apakah ini dinamakan demokrasi?
“Sebab demokrasi yang ada di Musda DPD II Golkar hari ini tidak terpenuhi, karena tidak ada asas mufakat,” kata Risal
Sebaiknya Plt. Ketua Golkar Manado Ruby Rumpesak, mencari solusi yang ada supaya tidak mencinderai sesama kader Golkar, dikarenakan kepentingan sesaat.
“Herannya sampai-sampai saya diusir keluar dari ruangan dan diangkat oleh para preman seperti merampas ketidakberdayaanku
seiris demi seiris dan melemparkannya bagai seonggok
daging yang diserbu segerombolan serigala liar,” ungkap Risal
“Hal yang sama disampaikan oleh Sekretaris DPD II Golkar Manado Rudolf Mamengko selaku pemegang hak suara.
Mengaku dirinya tidak mendapat pemberitahuan dan undangan untuk hadir di Musda ini.
“Saya meminta penjelasan, kalau memang saya tidak berkenan di sini, jelaskan agar saya langsung keluar dari tempat ini,” ujar Rudolf
Sementara JAK berusaha menenangkan orang-orang yang berada di dalam. Untuk itu dia mengatakan, panitia Musda telah berusaha keras untuk melaksanakan Musda IX DPD II Golkar
“Proses musda masih dalam tahapan. Untuk itu biarlah proses musda bisa berjalan dengan baik. Kalau ada yang akan disampaikan segera sampaikan di pembukaan,” ucap JAK sapaan akrabnya
( Frety S)