warta1.net,MANADO–Dalam rangka memperingati Hari Teater Dunia dan 70 tahun persahabatan Indonesia-Rusia, NCCL bersama WaleTeater Manado memproduksi tour teater Nyanyian Angsa karya Anton Chekov. Kenapa naskah ini yang dipilih, karena di Sulut sendiri, sejak tahun 90-an naskah-naskah Chekov mulai dilirik dan dijadikan referensi dalam pementasan teater modern di Sulut. Tercatat dalam Festival Teater Balai Bahasa 1993 beberapa kelompok teater telah membawakan lakon Nyanyian Angsa dan Kisah Cinta Hari Rabu.
Dikatakan Eric Dajoh kepada awak media, bahwa selain sebagai sarana peringatan, dipilihnya seni karena merupakan medium yang ampuh dalam membuka sekat dan menawarkan persahabatan.
“Penyajian karya Anton Chekov di panggung teater Sulut dilaksanakan untuk lebih mendekatkan perspektif dan karya para maestro dunia kepada publik Sulut,” tuturnya.
Adapun sinopsis singkat naskah Nyanyian Angsa, dijelaskan Dajoh, Nyanyian Angsa adalah salah satu karya unggul yang ditulis Anton Chekov pada masa kejayaannya.
“Karya ini menceritakan tentang seorang aktor yang tiba-tiba mendadak kesepian, sakit berat dan sadar bahwa kematiannya akan segera tiba. Kesepian yang menyergap dirinya itu dia lontarkan pada saat dirinya tersesat di panggung dengan sebotol bir dan sebotol anggur,” ujarnya.
Melalui Nyanyian Angsa, lanjut Dajoh, Chekov seakan ingin menarasikan tentang betapa menyiksanya rasa kesepian itu.
“Dan betapa lumrahnya sang waktu berputar meninggalkan kejayaan menjadi kesendirian. Sebagai seorang penulis luhung, Chekov paham benar mengenai sifat dasar manusia, Dan refleksi sifat manusia itulah yang mewujud dalam sosok Vasili Svietlovidoff tokoh utama Nyanyian Angsa, seorang aktor tenar yang kini ditinggal oleh penontonya. Sejatinya melalui sosok Vasili, kita dapat melihat cerminan diri kita dan masa jaya kita agar siap menghadapi masa-masa kesepian,” tegas Dajoh.
Sebagai sebuah naskah klasik, tambahnya, Nyanyian Angsa memberikan berbagai pemaknaan dan inspirasi bagi para penonton, baik terkait dengan keterampilan akting yang prima hingga pendalaman atas makna batin manusia dan dirinya.
“Oleh karenanya, Nyanyian Angsa merupakan salah satu naskah yang tepat untuk memberikan penyadaran bagi siapapun akan nilai kemanusiaan di diri kita,” tutur Dajoh.
Ditambahkan lelaki yang merupakan satu dari sedikit aktor yang masih produktif berkarya di usia senja ini, demikian pun dalam berbagai pentas mandiri berbagai kelompok teater di Bitung, Manado dan Tahuna, karya karya Chekov turut disajikan oleh berbagai kelompok teater.
“Adapun terkait turnya, dia merinci, akan dipentaskan di berbagai kota yakni, Airmadidi, Manado, Bitung, Langowan, dan Tahuna.
“Tak hanya itu, naskah Nyanyian Angsa kali ini diadaptasi dengan gaya dan akulturasi budaya Russia & Minahasa, pementasan ini digagas untuk lebih mendekatkan naskah-naskah klasik dunia dengan publik Sulut,” jelasnya seraya menambahkan jika dalam tur nanti pihaknya menggratiskan tiket masuk tetapi harus tiket yang telah diregister di loket.com.
Diketahui, dalam tour ini yang berawal di Bitung naskah Nyanyian Angsa diperankan oleh Eric Dajoh, aktor muda dan berbakat MT Kembuan, seniman difabel Alan Umboh, serta disutradarai anak muda Sulut Epiphany Pangkey.
Sedangkan untuk musik direktor diisi Jack Lawalata, Astrid Tuela selaku visual artist dan Satria Akbar selaku produser seni pertunjukan.
Tak hanya nama-nama diatas juga ada Marsel Laoh yang berperan sebagai Rahara dan juga ada Original Soundtrack Imajinasi yang dibawakan oleh Rifki Sagay musisi muda Sulut.
( Pris )