
Jakarta, Warta1.net- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan sederet manfaat saat Indonesia menjadi bagian dari anggota G20 sekaligus menjadi Presidensi G20. Seperti yang diketahui, Indonesia terpilih sebagai Presidensi G20, melanjutkan kepemimpinan Italia.
Apa artinya menjadi Presidensi G20? Melansir dari situs Kementerian Koordinator Perekonomian, Presidensi G20 adalah posisi di mana sebuah negara menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan G20. Untuk tahun 2022, Indonesia terpilih dan tengah mempersiapkan penyelenggaraan forum yang akan berlangsung sejak 1 Desember 2021 nanti.
Forum G20 terdiri dari 20 negara yaitu AS, Argentina, Brasil, Australia, Kanada, Meksiko, Turki, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, China, Jerman, Inggris, India, Arab Saudi, Afrika Selatan, Italia, Indonesia, Prancis, Rusia, ditambah Uni Eropa. Indonesia juga menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi anggota G20.
Melalui akun instagram-nya, Sri Mulyani menjawab pertanyaan mengenai manfaat yang didapat saat Indonesia menjadi Presidensi G20. Menurutnya, sebagian besar peran dari G20 tidak terlepas dari perkembangan perekonomian dunia.
“Mungkin ada yang bertanya apa manfaat Indonesia menjadi anggota G20, atau menjadi Presidensi G20? G20 merupakan forum yang merepresentasikan 80% ekonomi dunia (GDP), 75% volume perdagangan internasional, dan 60% dari populasi dunia. Dengan demikian, G20 yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa memiliki peran strategis dan signifikan dalam menentukan perkembangan perekonomian dunia,” kata Sri Mulyani dikutip dari akun pribadinya @smindrawati, Sabtu (13/11/2021).
Ajang yang meliputi 150 pertemuan di berbagai kota di Indonesia ini tentunya dapat menjadi momen penting yang dapat dimanfaatkan. Dia mengatakan, pertemuan tersebut dapat menjadi potensi terbukanya lapangan kerja hingga berkontribusi pada PDB Indonesia.
“Presidensi Indonesia akan menyelenggarakan kurang lebih 150 pertemuan di berbagai kota di Indonesia. Apa artinya? Ini potensi yang sangat baik karena akan membuka 3000 lapangan pekerjaan, dan meningkatkan konsumsi domestik sebesar US$ 119,2 juta. Hal ini akan berkontribusi pada PDB Indonesia sebesar US$ 533 juta,” paparnya.
G20 juga menjadi forum internasional yang berperan penting dalam menyusun standar, prinsip, dan panduan kebijakan untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi di dunia. Dalam momen Indonesia sebagai Presidensi G20 pada 2022 mendatang, pemerintah akan mengangkat isu pemulihan ekonomi yang tidak seimbang di dunia (uneven recovery) sebagai salah satu topik utama.
(Rds)