Minahasa Utara, Warta1. net – Bhineka Mancawisata (BMW) menampik isu perusakan mangrove di kawasan pantai Desa Paputungan, Likupang Barat, Minahasa Utara yang menjadi lokasi pembangunan hotel berbintang. Pembangunan kawasan wisata berwawasan lingkungan menjadi prioritas dari investasi pariwisata mereka. Kawasan mangrove di pantai Paputungan justru ditata dan diberdayakan untuk menjadi salah satu daya tarik pariwisata PT. Bhineka Mancawisata.
Jefry Posumah dari PT. Bhineka Mancawisata mengatakan isu perusakan mangrove secara masif dan massal sangat tendensius. Isu lingkungan menjadi komoditas para oknum untuk menyerang investor. Dikatakan investasi hotel berbeda dengan investasi pertambangan. Investasi hotel justru memaksimalkan daya dukung lingkungan, pantai, laut, mangrove dan terumbuh karang menjadi daya tarik pariwisata.
“Perusahaan kami tunduk pada aturan, kami justru menanam mangrove sebagai daya dukung pariwisata kawasan pantai. Kami memiliki izin lingkungan. Foto beredar di media sosial hanya satu pohon yang roboh akibat abrasi tapi kami dituduh merusak mangrove,” tandasnya.
Menurut Jefry, setiap enam bulan PT. Bhineka Mancawisata melaporkan keberadaan ekosistem lingkungan ke institusi terkait Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulut dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa Utara dalam bentuk RKL/RPL dibuat oleh konsultan lingkungan Prof. Zetly Tamod. RKL adalah Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup, merupakan rencana tindak lanjut untuk mengelola dampak penting yang ditimbulkan oleh aktivitas proyek, dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan piranti untuk memantau hasil pengelolaan lingkungan tersebut.
Di samping itu, ujar Jefry, guna mewujudkan kawasan wisata berwawasan lingkungan, PT Bhineka Manca Wisata (BMW) melakukan penanaman ribuan mangrove (bakau) di pantai lokasi hotel di Desa Paputungan kecamatan Likupang Barat, Minahasa Utara. Penanaman tersebut melibatkan sejumlah pemangku kepentingan peduli lingkungan, pemerintah dan warga setempat.
Penanaman mangrove dilakukan April 2021 di areal pantai Desa Paputungan Likupang, disaksikan sejumlah mahasiswa Universitas Sam Ratulangi dan personil Direktorat Jendral Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Balai Taman Nasional Bunaken.
Waktu itu Arfan Basuki, Kepala Bidang Penataan Penegakan Hukum dan Peningkatan Kapasitas, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Sulut memantau penanaman mangrove melibatkan warga desa setempat. Arfan menyebut penanaman bakau sangat baik dalam upaya memelihara keseimbangan serta ekosistem lingkungan di wilayah pantai Likupang.
“Mangrove juga menjadi daya tarik wisatawan dunia. Berwisata sambil menikmati keindahan lingkungan merupakan fenomena masa kini. Kami selalu berkampanye untuk penanaman mangrove yang memiliki banyak ragam kegunaan,” katanya.
Arfan Basuki memberi apresiasi kepada PT Bhineka Mancawisata melakukan konservasi penanaman bibit bakau sebanyak 2.300 bibit pada areal satu hektar di pantai Paputungan.
Selanjutnya Jefry Posumah mengatakan PT Bhineka Mancawisata menyebut penanaman ribuan mangrove sebagai komitmen perusahaannya menjaga kelestarian lingkungan di pantai lokasi hotel, ini juga merupakan salah satu komitmen perusahaan dalam mewujudkan kawasan ekowisata di desa Paputungan khususnya diareal Hotel.
Penanaman ini merupakan tahap awal, selanjutnya akan dilakukan penanaman kembali sesuai rencana pembangunan obyek wisata eco park di Likupang. PT Bhineka Mancawisata menurutnya investor pembangunan hotel di Paputungan yang investasinya mencapai triliunan rupiah.
“Kami melibatkan masyarakat Paputungan dalam program ini. Sebelumnya mereka dilatih oleh pihak konsultan. Kami berharap mangrove dapat bertumbuh dan menambah khasanah pantai Likupang lebih indah dengan mangrove,” ungkapnya.
(Jap)